Sunday, April 27, 2014

Palestina tidak akan pernah akui Israel sebagai negara Yahudi




Merdeka.com - Presiden Palestina Mahmud Abbas hari ini mengatakan rakyat Palestina tidak akan pernah mengenali Israel sebagai negara Yahudi.
Pernyataan ini diucapkan Abbas di saat dirinya mengadakan rapat untuk memetakan tindakan lebih lanjut, setelah Israel memberhentikan pembicaraan damai, seperti dilansir situs Asia One, Sabtu (26/4).
"Pada tahun 1993 kami mengakui Israel," kata Abbas kepada anggota Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Namun,Abbas menjelaskan rakyat Palestina tidak boleh dipaksa untuk melangkah lebih jauh dan mengakui identitas agama Israel.
Israel telah membuat pengakuan Israel sebagai 'negara Yahudi', sebuah tuntutan utama dalam perundingan damai. Namun, PLO tiga hari lalu telah menandatangani kesepakatan perdamaian dengan gerakan Islam Hamas, yang tidak mengakui hak Israel untuk ada.

Filipina bakal tandatangani kerjasama militer dengan Amerika






Merdeka.com - Amerika Serikat dan Filipina telah menghadiri kesepakatan kerjasama militer selama satu dekade. Ini memungkinkan angkatan bersenjata Amerika hadir secara intensif di Asia Tenggara dan semakin meningkatkan hubungan dingin antara Negara Adidaya itu dengan China.

Stasiun televisi ABC News melaporkan, Ahad (27/4), perjanjian kerjasama pertahanan ini bakal memberikan akses bagi militer Amerika ke kamp-kamp dan menempatkan pesawat tempur serta kapal-kapal perang mereka. Penandatanganan kesepakatan bakal dilaksanakan besok di Ibu Kota Manila, sehari sebelum kedatangan Presiden Barack Hussein Obama ke sana.

Kunjungan Obama ini dalam rangka tur negara Asia. Sebelumnya dia berkunjung ke Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Pemerintah Filipina juga tidak merinci berapa banyak pasukan Amerika yang berbasis di Manila. "Jumlah akan tergantung pada skala kegiatan militer bersama," ujar seorang pejabat Filipina tidak bersedia menyebutkan namanya.

Kesepakatan latihan dan kerjasama militer pernah dilakukan pada 2002. Saat itu Amerika memberikan pelatihan kontraterorisme dan penasihat tentara Filipina untuk menghadapi gerilyawan muslim.

Di tengah ketegangan Filipina dengan China atas batas teritorial laut, kerjasama ini disinyalir akan membuat hubungan dua negara semakin memanas.

China rilis dokumen kebusukan Jepang




Merdeka.com - China merilis sebuah dokumen rahasia soal penyerbuan Jepang ke Negeri Tirai Bambu itu di Perang Dunia II. laporan tersebut termasuk rincian para perempuan China dipaksa menjadi geisha atau wanita penghibur bagi tentara Negeri Sakura itu. 

Kantor berita Reuters melaporkan, Ahad (27/4), publikasi ini muncul di tengah ketegangan hubungan China-Jepang. Pekan lalu Jepang membayar sekitar Rp 335,3 miliar demi menebus kapal telah disita oleh China pada 1930 saat kedua negara terlibat perang. 

Sekitar 89 dokumen itu dirilis oleh rumah arsip di Provinsi Jilin bagian utara meliputi surat-surat ditulis prajurit Jepang, artikel surat kabar, dan catatan militer ditemukan awal 1950-an. Namun pertanyaan muncul kenapa pemerintah Negeri Tirai Bambu itu baru membongkarnya sekarang. Motivasi ini belum jelas.

Politisi nasionalis Jepang telah mendesak Perdana Menteri Shinzo Abe meminta maaf pada 1993 geisha tersebar di banyak wilayah bekas jajahan mereka namun pemerintah Ibu Kota Tokyo menolak melakukan itu. 

Sejarah kelam kedua negara memang menjadi bom waktu. Terutama pembantaian di Provinsi Nanjing pada 1937. Saat berpidato di Ibu Kota Berlin, Jerman, Presiden China Xi Jinping sempat mengatakan kekejaman di Nanjing masih segar dalam ingatan. Ini memicu komentar pedas dan marah dari pemerintah Jepang menuding Jinping menyindir mereka. "Dia tidak seharusnya mengatakan itu," ujar seorang pejabat Jepang tak diketahui namanya.

Abe pun ikut membuat rakyat China marah dengan mengunjungi Kuil Yasukuni. Di sana para militer Perang Dunia II dimakamkan dan ini membuat terluka para keluarga korban Nanjing.

Ketegangan China-Jepang juga diperparah dengan perebutan pulau-pulau tak berpenghuni ada di tengah wilayah keduanya.

Saturday, April 26, 2014

Hercules Militer Nabrak Gunung, 77 Tewas Di Aljazaer

ALGIERS - Kecelakaan maut yang melibatkan pesawat militer terjadi di Aljazair pada Selasa (11/2). Pesawat Hercules C-130 tujuan Kota Constantine itu menabrak pegunungan di sisi timur Aljazair. Akibatnya, 77 orang tewas dan hanya seorang korban yang selamat. Menurut kabar, pesawat tersebut celaka karena cuaca buruk.
"Pesawat mengangkut 74 penumpang dan empat kru," terang militer dalam pernyataan resminya kemarin (12/2). Satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan siang bolong itu adalah personel militer. Serdadu beruntung tersebut terluka di bagian kepala. Korban menjalani perawatan medis darurat di salah satu fasilitas militer sebelum diterbangkan ke rumah sakit militer.

Pesawat bermesin turboprop itu menabrak lereng Gunung Fortas yang berjarak sekitar 50 kilometer di sebelah tenggara Constantine. Saking kerasnya tabrakan, badan pesawat sampai terbelah menjadi tiga bagian.
Pada Selasa lalu, militer mengerahkan beberapa helikopter. Tujuannya, mencari lokasi kecelakaan dan mendeteksi serpihan badan pesawat berumur 24 tahun tersebut.

Komandan Farid Nechad, seorang koordinator tim penyelamat, menjelaskan bahwa upaya evakuasi korban masih berlangsung. Hingga kemarin, tim penyelamat baru bisa mengangkat 55 mayat dari lokasi kecelakaan. Medan yang bergunung-gunung dan bersalju membuat tim penyelamat harus ekstrahati-hati dalam mengevakuasi.
Selain personel militer, sejumlah anak-anak dan perempuan ikut menjadi korban dalam kecelakaan fatal Selasa lalu tersebut. Seperti di Indonesia, militer Aljazair pun mengizinkan keluarga dan kerabat personel militer ikut menumpang pesawat. Jika masih ada tempat, warga sipil bahkan diperbolehkan ikut dalam penerbangan yang seharusnya untuk para personel militer tersebut.

Kemarin Presiden Abdelaziz Bouteflika memberlakukan tiga hari berkabung nasional. Melalui jubir kepresidenan, pemimpin 76 tahun itu menyebut para serdadu yang tewas dalam kecelakaan tersebut sebagai martir. Mendengar kecelakaan fatal tersebut, Lockheed Martin sebagai produsen Hercules C-130 menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah Aljazair dalam penyelidikan.

Perancis Kirim 400 Pasukan Tambahan ke Afrika Tengah

PARIS--Pemerintah Perancis bakal mengirimkan pasukan tambahan ke Republik Afrika Tengah untuk mengatasi konflik sektarian yang tengah terjadi di negeri tersebut.

Tambahan sebanyak 400 personel ini akan melengkapi 1.600 prajurit yang sebelumnya telah berada di Afrika Tengah.
Presiden Francois Hollande juga menyerukan kepada Uni Eropa  agar mempercepat penugasan 500 tentara yang dijanjikan ke Republik Afrika Tengah, negara yang tengah mengalami konflik agama yang memprihatinkan.

"Kami menyeru komunitas internasional untuk bersama-sama menghentikan konflik di Afrika Tengah," ujar Hollande, seperti dilansir Straittimes, Sabtu (15/2).

Sebelumnya, organisasi-organisasi  HAM memperingatkan adanya pembersihan etnik di Republik Afrika Tengah di tengah-tengah laporan bahwa milisi yang disebut anti-Balaka telah membunuhi warga Muslim dan menggusur mereka dari rumah serta kampung mereka.

Hari Jumat kemarin, ribuan Muslim berusaha melarikan diri dari Bangui dalam  konvoi panjang, tetapi dikembalikan oleh pasukan penjaga perdamaian yang khawatir mereka akan diserang saat melewati di bagian-bagian yang rawan di ibu kota, Bangui.

Berbicara di New York, Jumat (14/2), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, struktur masyarakat di Republik Afrika Tengah terkoyak-koyak. Ia menambahkan masyarakat internasional harus bertindak tegas, untuk mencegah  situasi terburuk.
Dengan kedatangan pasukan baru, jumlah tentara Perancis di Republik  Afrika Tengah menjadi 2.000 personil. Tentara Perancis bertugas bersama kurang lebih  5.000 tentara Afrika untuk membendung tindak kekerasan di ibu kota, Bangui.


Nigeria Ekstradisi Putera Gaddafi

TRIPOLI -- Pemerintah Libia mengumumkan putra lelaki mantan pemimpin Kolonel Moammar Gaddafi, telah diekstradisi dari Nigeria dan kini ditahan di Tripoli.

Foto-foto yang dipublikasikan di internet menunjukkan Saadi Gaddafi dengan kepala dan janggut yang telah dicukur. Saadi melarikan diri setelah ayahnya terbunuh dalam revolusi 2011.
Nigeria sebelumnya menolak permintaan Libia untuk mengekstradisi Saadi dan menteri hukum mengatakan Saadi pasti akan menghadapi hukuman mati.

Namun, pada 2012, Interpol mengeluarkan surat yang disebut dengan "red notice", yang mewajibkan negara-negara anggota untuk menangkap Saadi.
Saadi Gaddafi, yang juga mantan pimpinan federasi sepakbola Libya dituduh menembaki demonstran dan kejahatan lainnya selama pemerintahan ayahnya.

"Pemerintah Libya menerima Saadi Gaddafi hari ini dan ia tiba di Tripoli," ungkap pengumuman Pemerintah setempat, seperti dilansir BBC, Rabu (5/3).
Pesawat dengan Saadi, salah satu dari tujuh putra Kolonel Gaddafi, mendarat pada 02:50 waktu setempat ( 00:50 GMT ). Selama ini, Saadi telah tinggal di Wisma negara di ibukota Niger, Niamey , setelah melarikan diri melintasi Gurun Sahara. 


Helikopter AU Namibia Jatuh, Empat Orang Tewas

SEBUAH helikopter milik Angkatan Udara (AU) Namibia jatuh di landasan pacu pangkalan udara di Grootfontein, Jumat (11/4) waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahananan Namibia menyebutkan bahwa dari delapan orang yang berada dalam heli, empat orang tewas seketika dan empat lainnya mengalami luka-luka. Mereka yang tewas adalah seorang pilot wanita dan tiga penumpang.
Sebagaimana dilansir dari Global Times (Sabtu, 12/4), kecelakaan terjadi tepat setelah helikopter hendak lepas landas, namun akhirnya terbakar di landasan pacu. Ketika jatuh, helikopter itu tengah dalam misi resmi dari Grootfontein ke Windhoek.

Hingga berita ini diturunkan, masih belum diketahui secara rinci penyebab kecelakaan udara itu terjadi. Pihak yang berwenang saat ini masih melakukan penyelidikan lebih dalam untuk mengetahui penyebab pesawat terbakar.


Kelompok Militan Culik 200 Siswi

KANO - Sebanyak 200 remaja putri diculik dari sekolah mereka di Nigeria Utara oleh militan Islam Boko Haram. Menurut saksi mata dan petugas setempat, para penculik yang datang dalam rombongan besar itu menumpangi truk, van, dan bus.
Saat ini Boko Haram meningkatkan serangan ke kawasan tersebut. Pemimpin kelompok militan garis keras itu mengancam menculik para siswi di sekolah tersebut. Ancaman itu terbukti.
Sekelompok militan bersenjata mendatangi Government Girls Secondary School di Chibok, 130 kilometer Maiduguri Timur, pada Senin malam (16/4). Saat itu para siswi tidur di asrama mereka. Para militan tersebut meringkus tentara yang berjaga di sekolah. Baku tembak tidak dapat dihindari.
"Banyak siswi yang diculik secara kasar. Mereka menodongkan senjata dan memasukkan siswi-siswi itu ke kendaraan yang mereka bawa," ujar Emmanuel Sam, penjabat pendidikan di Chibok.

Sam tidak bisa menghitung jumlah siswi yang diculik. Tetapi, seorang siswi yang berhasil kabur menyatakan, setidaknya ada 200 siswi yang diambil paksa. "Militan Boko Haram datang ke kota sekitar pukul 21.00 dan langsung menuju sekolah. Mereka membunuh dua penjaga," ujar seorang warga Chibok Maina Babagana.

Setelah menculik siswi-siswi, para laki-laki bersenjata tersebut membakar rumah dan tempat usaha di negara bagian Borno yang mereka lewati. Juru bicara militer di kawasan tersebut menolak memberi pernyataan. Mereka menuturkan, pernyataan resmi akan diberikan Kementerian Pertahanan Keamanan Nigerian.

Boko Haram yang berarti pendidikan barat haram tersebut kerap menyerang sekolah-sekolah. Pada awal Maret, pemerintah Borno menutup 85 sekolah menengah pertama dan meliburkan 120 ribu siswanya. Sebab, serangan Boko Haram meningkat.

Militer Pakistan Bombardir Persembunyian Militan

ISLAMABAD - Militer Pakistan meluncurkan serangan udara terhadap tempat persembunyian militan di daerah suku utara, Kamis (24/4).

Dalam sebuah pernyataan, militer menuduh militan yang dicurigai terlibat dalam pemboman Islamabad baru-baru ini dan serangan terhadap polisi Peshawar, belum lama ini.
"Jet tempur dari angkatan udara Pakistan melakukan misi di pagi hari," kata sumber yang dilansir CNN, Kamis (24/4).
Belum diketahui, apakah upaya militer Pakistan membombardir persembunyian militan yang berlangsung hari ini memakan korban jiwa.

Awal bulan ini, sebuah ledakan di sebuah pasar buah di ibukota Pakistan Islamabad menewaskan  26 orang dan melukai puluhan lainnya. Ledakan itu adalah dekat dengan perhentian bus di pintu masuk pasar saat pedagang mulai mengatur dagangannya.
Beberapa hari kemudian, mobil polisi ditembaki hingga menewaskan lima petugas dan melukai 11 orang.


Amerika Bakal Uji Coba Lumba-Lumba Tempur


NEWYORK - Marinir Amerika bakal mendapatkan tambahan tenaga tempur. Namun tenaga tambahan ini cukup unik yakni hewan lumba-lumba dan singa laut. Kini otoritas tentara angkatan laut Paman Sam itu sedang menguji coba dua hewan tempur itu dalam latihan perang NATO di Laut Hitam.

"Sekitar 20 lumba-lumba dan 10 singa laut akan mengambil bagian dalam latihan program tempur mamalia laut Angkatan Laut AS. Mereka akan belajar antara satu sampai dua minggu," juru bicara US Navy's Marine Mammals Program Tom LaPuzza, seperti dikutip RT,(21/4).

Latihan perang ini adalah salah satu dari delapan latihan militer NATO bersama Ukraina yang dijadwalkan berlangsung tahun ini. Selama mereka tinggal Laut Hitam, lumba-lumba militer AS akan menguji sistem anti radar baru yang dirancang untuk mengacaukan sonar musuh. "Singa laut dan lumba-lumba juga akan mencari tambang dan juga mendeteksi penyelam," lanjutnya.

Amerika juga akan menguji senjata baru untuk lumba-lumba yang selama ini dikembangkan di pusat penelitian khusus di University of Hawaii. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah penggunaan lumba-lumba dalam latihan perang NATO.

Latihan nantinya akan mempertemukan lumba-lumba militer AS dengan lumba-lumba militer Rusia di laut terbuka. Fasilitas Sevastopol sendiri selama ini menjadi fasilitas pelatihan lumba-lumba militer dunia.

Sementara itu, transportasi lumba-lumba tempur AS ke Laut Hitam melalui udara selain sangat mahal juga memiliki resiko yang sangat besar bagi kesehatan hewan. Karenanya rencana AS tersebut kemungkinan bakal mendapatkan protes dari Greenpeace dan kelompok-kelompok hak hewan lainnya.

Sumber

Dianggap Siaran Sampah, Rusia Setop Siaran VOA

MOSKOW - Menyusul peningkatan ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat dan Rusia akibat krisis di Ukraina, Moskow telah menghentikan semua program siaran Voice of America (VoA).

"Kami tidak akan bekerja sama," tegas Dmitry Kiselev, yang mengepalai Badan Informasi Rossiya Segodnya (Russia Today), menanggapi permintaan BBG untuk memperbarui kontrak jangka panjang untuk melakukan siaran di Rusia, seperti dilansir Iranian.com, Senin (14/4).

Hal ini berarti semua program VoA, termasuk berita dan pelajaran Bahasa Inggris, telah berhenti ditayangkan di frekuensi lokal Moskow.

"Moskow telah memilih melakukan hal yang salah dan membatasi kebebasan berbicara," ujar Kepala BBG Jeff Shell.
Shell mengatakan, program Rusia, termasuk program televisi Russia Today, masih terus ditayangkan di Amerika Serikat.

"Kami mendesak Tuan Kiselev dan pihak berwenang Rusia lainnya membuka gelombang udara Rusia untuk lebih banyak program kami dan program-program siaran internasional lainnya," tambah Shell.
Menurut Russia Today, Kiselev mengatakan keputusannya tidak terkait sama sekali dengan kebebasan berpendapat. Namun baik VoA maupun Radio Svoboda (Radio Free Europe/Radio Liberty untuk layanan Ukraina) tidak memiliki sesuatu yang orisinal yang disampaikan.

"Mereka kedengarannya seperti siaran dari dunia lain, paling tidak dari sebuah dunia yang tidak eksis lagi," ujar Kiselev.

"Saya menganggap stasiun-stasiun radio ini semata-mata 'spam' untuk frekuensi-frekuensi kami," sambungnya.
Kiselev dalam sebuah acara televisi juga membanggakan bahwa Rusia memiliki kemampuan untuk mengubah AS menjadi "abu radioaktif."

Keputusan Rusia tidak berarti bahwa rakyat Rusia tidak memiliki akses terhadap VoA, karena mereka masih bisa mengakses laman, halaman Facebook dan Twitter, serta siaran satelit.


'Menyusup' Perairan Indonesia, Kapten AL Australia Dipecat

PEMERINTAH Australia bersikap tegas terhadap perwira Angkatan Laut karena berlayar terlalu dekat di perairan Indonesia. Sanksi tegas yang diberikan seperti diumumkan Kementerian Pertahanan Australia Kamis (17/4), berupa pemecatan dan tindakan disipliner. Sanksi pemecatan diberikan kepada Kapten AL Australia Laksamana Madya Ray Griggs, sedangkan enam perwira lainnya akan menerima tindakan disipliner.

Detail insiden masih belum dilaporkan, tetapi media Australia mengabarkan bahwa angkatan laut Australia sedang dalam misi menghadang dan mengembalikan kapal-kapal yang ditumpangi para pencari suaka ke Indonesia.
Namun koran Inggris, The Guardian melaporkan, kapal pabean Australia berlayar ke teluk sebelah barat Pulau Jawa bulan Januari, memasuki wilayah perairan Indonesia. Pejabat setempat mengatakan, awak kapal tidak menyadari lokasi persis perbatasan laut. Namun pihak Indonesia menegaskan, masuknya kapal Australia yang dilaporkan sebelumnya sebagai pelanggaran kedaulatan negara.

Dilaporkan juga, Australia menyusup ke perairan Indonesia sebanyak enam kali dalam operasi menjaga perbatasan untuk kedaulatan pada Desember 2013 dan Januari 2014, sebelum Canberra menyampaikan permintaan maaf ke Indonesia dan mengadakan penyelidikan.

Masalah pencari suaka yang tiba dengan kapal ke wilayah Australia tanpa izin melalui perairan Indonesia adalah isu sensitif antara kedua negara. Kementerian Pertahanan Australia mengakui bahwa penyusupan mengakibatkan melambatnya hubungan militer Australia dan Indonesia.

Muncul Selebaran Ancam Warga Yahudi di Ukraina

UKRAINA - Para pejuang pro-Rusia yang mengambil alih gedung-gedung pemerintah Ukraina menyebarkan selebaran. Selebaran itu berisi ancaman untuk warga Yahudi. Mereka harus mendaftarkan diri kepada pihak berwenang setempat, jika warga Yahudi tidak ingin kehilangan kewarganegaraannya.

Menurut Usatoday, Kamis (17/4), selebaran itu diyakini dikeluarkan oleh Republik Rakyat Donetsk. Sebuah otoritas yang memproklamirkan pemisahan diri, yang berusaha bergabung dengan Rusia. Meski kantor media Republik Donetsk membantah terlibat dalam masalah ini.

Warga Yahudi yang keluar dari Sinagoga mengatakan mereka diberikan selebaran tersebut yang memerintahkan untuk membayar biaya pendaftaran sebesar USD 50 atau terancam kehilangan kewarganegaraan mereka dan dideportasi. Selebaran itu mengatakan persyaratan itu ditujukan kepada komunitas Yahudi yang mendukung pemerintah sementara Ukraina di Kyiv .

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry pada Kamis (17/4) mengecam berita itu dan menyebutnya sebagai hal "aneh" dan "tidak dapat ditoleransi. Dia juga mengecam ancaman terhadap para anggota Gereja Ortodoks Rusia dari anggota Gereja Ortodoks Ukraina.

Jelang Kedatangan Obama, Aktivitas Nuklir Korut Meningkat

SEOUL- Aktivitas di pusat uji nuklir Korea Utara meningkat menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Korea Selatan. Obama bakal menyambangi Korsel Selatan pasca lawatannya di Jepang.

"Pihak militer Korsel mendeteksi sejumlah aktivitas di sekitar tempat uji coba nuklir Punggye-ri," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dilansir BBC, Selasa (22/4).

Pada Senin kemarin, Kepala Staff Gabungan Korea Selatan membentuk satuan tugas khusus untuk memantau situasi tersebut. Disinyalir, pihak militer Korea Utara sedang merencanakan uji coba nuklir untuk mengejutkan Amerika dan negara tetangganya. "Bisa jadi ini kejutan atau hanya berpura-pura untuk menggelar uji coba nuklir," lanjutnya.
Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir sebanyak tiga kali di masa lalu. Uji coba yang dilakukan pada Februari 2013 telah memicu ketegangan parah selama berbulan-bulan di semenanjung Korea.
Uji coba ini juga pernah dilakukan pada 2006 dan 2009. Semua uji coba tersebut berakibat pada dikenakannya sanksi PBB terhadap Pyongyang.

Akhir bulan lalu, Korea Utara mengancam akan melakukan bentuk baru dari uji coba nuklir ini. Belum diketahui apa maksud dari "bentuk baru" tersebut. Meskipun Pyongyang telah melakukan uji coba terhadap sejumlah perangkat nuklir, tapi diyakini mereka belum dapat meluncurkan misil.

Sumber

Temuan Puing di Pantai Australia Bukan Milik MH370




PERTH - Temuan benda berwarna metalik dengan ukuran 2,5 meter oleh masyarakat di dekat Kota Augusta, sekitar 300 kilometer di selatan Perth, dipastikan bukan bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang.
"Kami yakin bahwa ini bukan petunjuk dalam pencarian MH370," kata Kepala Biro Keamanan Transportasi Australia (ATSB) Martin Dolan seperti lansir BBC,Kamis (24/4).

Sehari sebelumnya, Rabu (23/4), Dolan mengumumkan menemukan sebuah benda yang sempat menarik perhatian pihaknya. Awalnya, dia berharap, temuan itu sebagai titik terang dalam upaya pencarian MH370. Bahkan foto-foto benda yang ditemukan di dekat Kota Augusta itu juga telah dikirim ke pejabat Malaysia.
"Tapi semakin lama kami mempelajarinya, kami semakin tidak bersemangat," ujarnya.
Selain terus mencari keberadaan MH370 yang mengangkut 239 orang dan hilang sejak 8 Maret, pihak Malaysia juga mengevaluasi kejadian tersebut agar ke depan tidak terulang.

Menteri Transportasi Malaysia Hishammudin Hussein menyampaikan, upaya yang dilakukan negaranya adalah membentuk tim investigasi internal. Para anggota yang tergabung dalam tim tersebut akan diumumkan pekan depan.
Tugas tim investigasi internal yang segera dibentuk tidak melihat aspek pidana, karena sudah menjadi kewenangan Kepolisian Diraja Malaysia.

"Tujuan utama pembentukan tim investasi yang sudah disetujui oleh kabinet adalah untuk mengevaluasi dan menentukan penyebab kecelakaan," kata Hishammuddin.
Ia menambahkan, Malaysia telah menyelesaikan laporan awal mengenai insiden tersebut, seperti yang dipersyaratkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, tetapi belum merilis secara terbuka.

Sumber 

Tak Peduli Amerika, Rusia Luncurkan Rudal antar Benua

MOSKOW--Militer Rusia melakukan uji coba rudal balistik antar benua, di tengah meningkatnya ketegangan wilayah Ukraina, Krimea. Rudal Topol RS12M berhasil diluncurkan dari wilayah Rusia di Kapustin Yar dekat Laut Kaspia ke wilayah Kazakstan di Sary Shagan. Amerika Serikat mengaku sudah diberitahu perihal uji coba ini karena memang diharuskan dalam perjanjian senjata dua negara itu.
Koresponden diplomatik BBC Jonathan Marcus mengatakan tes tersebut tidak dilakukan buru-buru, melainkan sudah direncanakan jauh-jauh hari. Namun uji coba rudal ini pasti akan menambah dampak dalam ketegangan ala Perang Dingin yang terjadi dalam krisis Ukraina.
Menurut laman BBC, Rabu (5/3), Amerika dalam pernyataan terbaru mengatakan keterlibatan tentara Rusia di wilayah otonom Krimea merupakan sebuah agresi. Namun Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantahnya, intervensi ke Ukraina sebagai misi kemanusiaan setelah berlangsungnya kudeta yang tidak konstitusional.
Rusia menanggapi permintaan dari presiden sah yang terguling, Viktor Yanukovich, untuk membela warga Ukraina yang berbahasa Rusia. Krimea menjadi fokus utama dalam krisis di Ukraina dengan pasukan yang tampaknya berseragam tentara Rusia namun tanpa identitas, mengepung pangkalan dan sarana militer lainnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sudah tiba di ibukota Kiev, Selasa 4 Maret, untuk menegaskan dukungan kepada para pemimpin baru Ukraina. Kerry dalam kunjungannya menemui pemerintahan baru di Ukraina mengatakan, "Sudah jelas bahwa Rusia tengah bekerja keras untuk menciptakan dalih agar bisa menyerang lebih lanjut."
Sementara itu pada Selasa kemarin, Perdana Menteri baru Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengatakan sudah ada upaya dialog antara menteri Rusia dan Ukraina. Dia menggambarkan pembicaraan itu cukup lamban namun merupakan langkah pertama.
Amerika Serikat mendesak agar semua pihak mundur dan menghindari provokasi. Di samping mengungumumkan penghentian kerja sama militer dengan Moskow menyusul operasi Rusia di Ukraina.

Pangkalan Militer Diserang Rusia, Tentara Ukraina Malah Menyanyi

MESKI mendapat "serangan" dari Rusia Sabtu (22/3) lalu, tentara Ukraina yang berada di pangkalan angkatan udara Crimea tetap tenang. Karena tak ada perintah untuk melawan, prajurit Ukraina hanya diam. 
Ya, kala itu, tentara Rusia menduduki pangkalan militer itu dan mengusir serdadu Ukraina. Tentara Rusia bahkan menembakkan senjata ke udara. Tujuannya memang bukan untuk membunuh, tapi hanya mengusir. "Saat tembakan mereda, terdengar para tentara Ukraina itu menyanyikan lagu kebangsaan mereka," kata seorang tentara yang tidak disebutkan namanya.
Beruntung kejadian panas itu tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Hanya beberapa tentara Ukraina dikabarkan terlua.

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa tentara mereka akhirnya meninggalkan pangkalan tersebut. Satu orang tentara dan satu orang jurnalis dilaporkan luka-luka. Di Kiev, kemarin warga berdemo menuntut agar warga Ukraina bersatu. Pada waktu yang sama, pemerintah Ukraina mengadakan rapat kabinet untuk menentukan langkah selanjutnya.

Meski kecaman datang bertubi-tubi, Rusia tidak menunjukkan ketakutan. Amerika dan Eropa telah menerapkan sanksi ekonomi dan larangan bepergian ke Rusia. Namun, itu sama sekali tidak berdampak pada perekonomian Rusia. Putin menyerang balik dengan melarang sembilan pegawai Amerika dan pengacara untuk memasuki Rusia. 
Tindakan Rusia itu terbilang berani. Sebab, saat ini negara-negara Eropa dan Amerika bersiap-siap menjatuhkan sanksi kepada negeri yang dipimpin Vladimir Putin tersebut. Rusia bahkan terancam didepak dari G8, yaitu perkumpulan negara-negara maju di dunia. Tindakan pasukan Rusia itu seakan menyatakan kepada para pemimpin dunia bahwa mereka tidak takut disanksi dan Crimea adalah milik Rusia