MOSKOW--Militer Rusia melakukan uji coba rudal balistik antar benua, di tengah meningkatnya ketegangan wilayah Ukraina, Krimea. Rudal Topol RS12M berhasil diluncurkan dari wilayah Rusia di Kapustin Yar dekat Laut Kaspia ke wilayah Kazakstan di Sary Shagan. Amerika Serikat mengaku sudah diberitahu perihal uji coba ini karena memang diharuskan dalam perjanjian senjata dua negara itu.
Koresponden diplomatik BBC Jonathan Marcus mengatakan tes tersebut tidak dilakukan buru-buru, melainkan sudah direncanakan jauh-jauh hari. Namun uji coba rudal ini pasti akan menambah dampak dalam ketegangan ala Perang Dingin yang terjadi dalam krisis Ukraina.
Menurut laman BBC, Rabu (5/3), Amerika dalam pernyataan terbaru mengatakan keterlibatan tentara Rusia di wilayah otonom Krimea merupakan sebuah agresi. Namun Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantahnya, intervensi ke Ukraina sebagai misi kemanusiaan setelah berlangsungnya kudeta yang tidak konstitusional.
Rusia menanggapi permintaan dari presiden sah yang terguling, Viktor Yanukovich, untuk membela warga Ukraina yang berbahasa Rusia. Krimea menjadi fokus utama dalam krisis di Ukraina dengan pasukan yang tampaknya berseragam tentara Rusia namun tanpa identitas, mengepung pangkalan dan sarana militer lainnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sudah tiba di ibukota Kiev, Selasa 4 Maret, untuk menegaskan dukungan kepada para pemimpin baru Ukraina. Kerry dalam kunjungannya menemui pemerintahan baru di Ukraina mengatakan, "Sudah jelas bahwa Rusia tengah bekerja keras untuk menciptakan dalih agar bisa menyerang lebih lanjut."
Sementara itu pada Selasa kemarin, Perdana Menteri baru Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengatakan sudah ada upaya dialog antara menteri Rusia dan Ukraina. Dia menggambarkan pembicaraan itu cukup lamban namun merupakan langkah pertama.
Amerika Serikat mendesak agar semua pihak mundur dan menghindari provokasi. Di samping mengungumumkan penghentian kerja sama militer dengan Moskow menyusul operasi Rusia di Ukraina.
No comments:
Post a Comment