PARIS--Pemerintah Perancis bakal mengirimkan pasukan tambahan ke Republik Afrika Tengah untuk mengatasi konflik sektarian yang tengah terjadi di negeri tersebut.
Tambahan sebanyak 400 personel ini akan melengkapi 1.600 prajurit yang sebelumnya telah berada di Afrika Tengah.
Presiden Francois Hollande juga menyerukan kepada Uni Eropa agar mempercepat penugasan 500 tentara yang dijanjikan ke Republik Afrika Tengah, negara yang tengah mengalami konflik agama yang memprihatinkan.
"Kami menyeru komunitas internasional untuk bersama-sama menghentikan konflik di Afrika Tengah," ujar Hollande, seperti dilansir Straittimes, Sabtu (15/2).
Sebelumnya, organisasi-organisasi HAM memperingatkan adanya pembersihan etnik di Republik Afrika Tengah di tengah-tengah laporan bahwa milisi yang disebut anti-Balaka telah membunuhi warga Muslim dan menggusur mereka dari rumah serta kampung mereka.
Hari Jumat kemarin, ribuan Muslim berusaha melarikan diri dari Bangui dalam konvoi panjang, tetapi dikembalikan oleh pasukan penjaga perdamaian yang khawatir mereka akan diserang saat melewati di bagian-bagian yang rawan di ibu kota, Bangui.
Berbicara di New York, Jumat (14/2), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, struktur masyarakat di Republik Afrika Tengah terkoyak-koyak. Ia menambahkan masyarakat internasional harus bertindak tegas, untuk mencegah situasi terburuk.
Dengan kedatangan pasukan baru, jumlah tentara Perancis di Republik Afrika Tengah menjadi 2.000 personil. Tentara Perancis bertugas bersama kurang lebih 5.000 tentara Afrika untuk membendung tindak kekerasan di ibu kota, Bangui.
No comments:
Post a Comment